4 Unsur Proposisi
Tokoh dan Penokohan
Salah satu aspek penting dalam membangun sebuat cerita fiksi, termasuk cerita pendek ialah tokoh atau pelaku. Ketika membaca atau menganalisis sebuah cerpen, kita kerap mempertanyakan “siapa tokoh pelakunya” atau “peristiwa yang terjadi menimpa siapa”. Individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita disebut tokoh.
Tokoh dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua, yakni tokoh utama atau sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama atau protagonis memegang peranan penting dalam sebuah cerita.
Kemudian terdapat kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama. Apakah frekuensi kemunculan tokoh menentukan? Jawabannya tidak. Kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama, yakni terlihat dari intensitas keterlibatan tokoh dalam berbagai peristiwa yang dibangun.
Unsur penokohan yang digunakan penulis berfungsi melukiskan apa yang dilihat, dipikirkan, didengar, dialami, dan dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Berkaitan dengan penokohan, penciptaan citra tokoh dan penyajian watak tokoh menjadi ciri utama penokohan.
Bisa dikatakan bahwa penokohan merupakan gambaran atau pelukisan yang jelas mengenai seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penggambaran tokoh dalam cerita umumnya bersifat masuk akal dan logis sehingga terasa seperti benar-benar terjadi.
Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk menggambarkan setiap tokoh dalam ceritanya. Beragam cara yang digunakan dapat membantu pembaca menganalisis unsur-unsur penokohan dalam cerita. Penggambaran penokohan dilakukan dengan beragam cara sebagai berikut.
Unsur intrinsik selanjutnya ialah alur atau plot cerita yang menjadi elemen fundamental dari sebuah cerita. Alur cerita atau yang kerap disebut plot hadir sebagai ruh atau jiwa sebuah cerita rekaan.
Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa yang diceritakan penulis dari awal hingga akhir. Alur juga dapat diartikan sebagai rangkaian peristiwa yang terjalin dengan saksama dan diyakini mampu menggerakkan jalan cerita melalui berbagai kerumitan ke arah klimaks hingga menemukan penyelesaian.
Peristiwa yang terjalin nantinya akan memberikan efek tertentu dalam sebuah cerita. Lalu, bagaimana jalinan peristiwa itu dapat terwujud?
Jalinan peristiwa yang ditampilkan dapat terwujud melalui hubungan waktu dan hubungan sebab akibat dalam cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita atau plot adalah jalinan peristiwa atau struktur gerak yang terjadi dan saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan cerita.
Latar atau dalam padanan bahasa Inggris disebut setting merupakan sebuah petunjuk, keterangan yang berkaitan erat dengan penggambaran tempat, waktu, dan peristiwa atau suasana kejadian yang berlangsung. Kemudian latar atau setting kerap diartikan sebagai landasan yang merujuk pada pengertian tempat, lingkungan sosial, dan hubungan waktu peristiwa yang diceritakan.
Dapat disimpulkan bahwa latar atau setting dibedakan atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar atau setting juga diyakini mampu memberikan pijakan cerita secara jelas dan konkret.
Hal tersebut penting dilakukan untuk memberikan kesan yang realistis kepada pembaca dalam menggambarkan suasana tertentu. Kesan realistis yang tercipta nantinya akan memberikan efek seolah-olah suasana yang dibangun benar-benar terjadi.
Latar atau setting tak hanya memberikan gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang terjadi. Latar juga membantu penulis memberikan gambaran yang jelas tentang watak-watak tokoh yang dihadirkan.
Sudut pandang atau dalam padanan bahasa Inggris disebut point of view merupakan salah satu unsur intrinsik pembangun cerita. Sudut pandang atau point of view dalam cerpen akan membicarakan hubungan yang terjalin antara penulis dan alam kreatif imajinasinya atau hubungan penulis dan perasaan pembacanya.
Sudut pandang juga dapat berarti sebagai posisi pencerita dalam membawakan kisah sebuah karya sastra. Posisi pencerita tidak selalu identik dengan penulis itu sendiri.
Unsur intrinsik selanjutnya ialah tema. Tema menjadi salah satu unsur penting dalam membangun sebuah cerita. Secara sederhana, tema merupakan gagasan sentral, dasar cerita, dan makna cerita.
Dapat disimpulkan bahwa tema ialah gagasan pokok yang ingin digambarkan penulis, baik secara tersurat maupun tersirat. Tema dalam sebuah cerpen dapat ditentukan dalam beragam cara, yakni sebagai berikut.
Dalam hal berkarya, penulis tentu tak sekadar bercerita. Penulis juga ingin menyisipkan atau mengatakan sesuatu kepada pembacanya.
Maksudnya adalah penulis menaruh suatu masalah atau pandangannya mengenai kehidupan. Secara umum, pembuatan karya sastra akan memuat amanat atau pesan moral di dalamnya.
Amanat atau pesan moral yang terkandung tentu ingin disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengarnya. Kemudian amanat atau pesan moral yang termuat dapat bersifat tersurat maupun tersirat.
Amanat atau pesan moral yang tersurat biasanya akan disampaikan penulis pada tengah atau akhir cerita dengan menyampaikan saran, nasihat, seruan, anjuran, dan larangan yang berkenaan dengan tema yang mendasari. Sementara amanat atau pesan moral yang tersirat dalam cerpen biasanya akan disampaikan penulis dalam memberikan jalan keluar dan disiratkan melalui tingkah laku tokoh dalam cerita.
Gaya menjadi unsur intrinsik terakhir yang membangun sebuah cerita. Gaya dapat diartikan sebagai cara pengungkapan yang khas dari seorang penulis.
Sederhananya, gaya merupakan pemakaian bahasa secara spesifik yang digunakan oleh seorang penulis. Selain itu, gaya bisa menjadi cara penulis menyampaikan pikiran dan perasaannya dalam penyusunan bentuk tulisan. Kemudian ada beragam unsur yang dapat membangun gaya penulisan seseorang, yakni:
Mengenal Unsur Musik Lainnya
Jenis suara apapun itu biasanya cenderung digunakan untuk kegiatan bernyanyi dan bermusik. Baik ambitus maupun timbre termasuk dalam unsur-unsur pembangun sebuah musik yang apik. Musik sendiri merupakan salah satu karya seni yang dalam pengungkapan gagasannya melalui bunyi, dengan unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni. Dalam sebuah musik yang memiliki susunan ritme khusus yang mengandung nilai perasaan tertentu.
Pada dasarnya, unsur-unsur musik yang mana harus selaras supaya dapat membentuk suatu kesatuan yang utuh dapat dikelompokkan atas dua hal, yakni
Nah, berikut adalah uraian dari unsur-unsur musik.
Yakni bentuk keselarasan bunyi yang merupakan gabungan antara dua nada atau lebih yang berbeda tinggi rendahnya. Harmoni dapat disebut juga sebagai gabungan dari beberapa nada yang dibunyikan secara serempak maupun berurutan. Meskipun pada beberapa nada tersebut memiliki tinggi rendah yang tidak sama, tetapi akan terdengar selaras dan memiliki kesatuan yang bulat. Secara teknik, harmoni yang terdapat pada sebuah lagu akan meliputi peranan, susunan, dan hubungan dari sebuah paduan bunyi dengan bentuk secara keseluruhan.
Nah, dalam harmoni akan memiliki elemen interval dan akord. Interval adalah sebuah susunan nada-nada yang jika dibunyikan secara serentak. Sementara akord adalah kumpulan beberapa nada yang biasanya terdiri dari minimal tiga nada kemudian dimainkan secara bersamaan sehingga akan terdengar harmonis. Akord ini biasanya disebut juga dengan chord atau kunci.
Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa akord adalah kumpulan beberapa nada yang biasanya terdiri dari minimal tiga nada kemudian dimainkan secara bersamaan sehingga akan terdengar harmonis. Jika dalam bahasa sehari-hari, akord ini disebut juga dengan chord atau kunci. Nah, akord dalam sebuah lagu itu memiliki jenis masing-masing. Berikut uraiannya!
Sementara itu, dalam akord juga terdapat tingkatannya. Nah, berikut ini adalah uraian mengenai tingkatan akord tersebut.
Dalam penulisan akord, pasti menggunakan simbol yang berupa simbol angka, simbol huruf, dan simbol gambar. Simbol-simbol tersebut akan memuat makna tertentu dari pembentukan akord untuk harmonisasi sebuah lagu. Nah, berikut ini adalah uraian mengenai makna dari simbol-simbol akord tersebut!
Simbol angka yang digunakan untuk penulisan akord ini biasanya berupa jenis angka Romawi yakni dari I sampai dengan VII. Akord dengan simbol angka Romawi ini, dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
Dalam penulisan akord yang menggunakan simbol huruf ini akan dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
Contoh: akord C Mayor, ditulis dengan huruf C. Akord G Septime, ditulis dengan huruf G7.
Contoh: akord d minor, ditulis dengan huruf dm. Akord a minor septime, ditulis dengan am7. Akord b diminished, ditulis dengan huruf bdim.
Dalam penulisan akord yang menggunakan simbol gambar ini, nantinya akan terdapat dua macam bentuk. Dua macam bentuk tersebut adalah:
Irama atau ritme ini menjadi unsur paling pokok dalam pembuatan musik, yakni elemen waktu dalam sebuah musik. Yakni sekelompok bunyi dengan bermacam-macam panjang pendeknya not dan tekanan pada not. Irama dapat juga disebut sebagai ritme yakni susunan panjang pendeknya nada dan bergantung pada suatu nilai titik nada. Dalam sebuah musik, irama ini akan terbentuk dari sekelompok bunyi dengan keberagaman lama waktu dan panjang. Sebuah irama umumnya akan tersusun atas dasar ketukan, baik itu ketukan kuat maupun ketukan lemah. Ritme akan menjadi unsur yang paling melekat di benak penikmat musik, apabila kemampuan tersebut sering dilatih.
Yakni susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan dan bersamaan. Melodi ini biasanya digunakan dalam sebuah susunan lagu sebagai isian atau vokal inti. Dalam melodi, nantinya rangkaian sejumlah nada atau bunyi tersebut akan ditanggapi berdasarkan pada perbedaan tinggi rendah atau naik turunnya nada.
Melodi dalam sebuah lagu terdiri dari adanya durasi, pitch, dan tone. Pitch adalah suatu hal yang mengatur adanya serangkaian not, dengan diberikan lambang alfabet A-G. Pitch ini biasanya juga sering disebut juga dengan timbre atau warna suara. Sementara durasi adalah rangkaian not-not yang menjadi sebuah melodi dalam serangkaian waktu tertentu. N0t nantinya dapat dihasilkan dari berbagai alat musik dengan warna suara yang berbeda, hal itu disebut dengan istilah tone.
Adalah susunan atau hubungan antara unsur-unsur musik supaya dapat membentuk suatu kesatuan dan menghasilkan komposisi lagu yang bermakna. Unsur ini disebut juga dengan tangga nada. Nantinya, antara nada satu dengan nada yang lain akan terdapat jarak tertentu, misalnya jarak ½, 1, 1 ½ dan 2. Jarak itulah yang menentukan kemungkinan adanya variasi nada dan jenis tangga nada.
Tokoh dan Penokohan
Salah satu aspek penting dalam membangun sebuat cerita fiksi, termasuk cerita pendek ialah tokoh atau pelaku. Ketika membaca atau menganalisis sebuah cerpen, kita kerap mempertanyakan “siapa tokoh pelakunya” atau “peristiwa yang terjadi menimpa siapa”. Individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita disebut tokoh.
Tokoh dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua, yakni tokoh utama atau sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama atau protagonis memegang peranan penting dalam sebuah cerita.
Kemudian terdapat kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama. Apakah frekuensi kemunculan tokoh menentukan? Jawabannya tidak. Kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama, yakni terlihat dari intensitas keterlibatan tokoh dalam berbagai peristiwa yang dibangun.
Unsur penokohan yang digunakan penulis berfungsi melukiskan apa yang dilihat, dipikirkan, didengar, dialami, dan dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Berkaitan dengan penokohan, penciptaan citra tokoh dan penyajian watak tokoh menjadi ciri utama penokohan.
Bisa dikatakan bahwa penokohan merupakan gambaran atau pelukisan yang jelas mengenai seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penggambaran tokoh dalam cerita umumnya bersifat masuk akal dan logis sehingga terasa seperti benar-benar terjadi.
Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk menggambarkan setiap tokoh dalam ceritanya. Beragam cara yang digunakan dapat membantu pembaca menganalisis unsur-unsur penokohan dalam cerita. Penggambaran penokohan dilakukan dengan beragam cara sebagai berikut.
Unsur intrinsik selanjutnya ialah alur atau plot cerita yang menjadi elemen fundamental dari sebuah cerita. Alur cerita atau yang kerap disebut plot hadir sebagai ruh atau jiwa sebuah cerita rekaan.
Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa yang diceritakan penulis dari awal hingga akhir. Alur juga dapat diartikan sebagai rangkaian peristiwa yang terjalin dengan saksama dan diyakini mampu menggerakkan jalan cerita melalui berbagai kerumitan ke arah klimaks hingga menemukan penyelesaian.
Peristiwa yang terjalin nantinya akan memberikan efek tertentu dalam sebuah cerita. Lalu, bagaimana jalinan peristiwa itu dapat terwujud?
Jalinan peristiwa yang ditampilkan dapat terwujud melalui hubungan waktu dan hubungan sebab akibat dalam cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita atau plot adalah jalinan peristiwa atau struktur gerak yang terjadi dan saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan cerita.
Latar atau dalam padanan bahasa Inggris disebut setting merupakan sebuah petunjuk, keterangan yang berkaitan erat dengan penggambaran tempat, waktu, dan peristiwa atau suasana kejadian yang berlangsung. Kemudian latar atau setting kerap diartikan sebagai landasan yang merujuk pada pengertian tempat, lingkungan sosial, dan hubungan waktu peristiwa yang diceritakan.
Dapat disimpulkan bahwa latar atau setting dibedakan atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar atau setting juga diyakini mampu memberikan pijakan cerita secara jelas dan konkret.
Hal tersebut penting dilakukan untuk memberikan kesan yang realistis kepada pembaca dalam menggambarkan suasana tertentu. Kesan realistis yang tercipta nantinya akan memberikan efek seolah-olah suasana yang dibangun benar-benar terjadi.
Latar atau setting tak hanya memberikan gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang terjadi. Latar juga membantu penulis memberikan gambaran yang jelas tentang watak-watak tokoh yang dihadirkan.
Sudut pandang atau dalam padanan bahasa Inggris disebut point of view merupakan salah satu unsur intrinsik pembangun cerita. Sudut pandang atau point of view dalam cerpen akan membicarakan hubungan yang terjalin antara penulis dan alam kreatif imajinasinya atau hubungan penulis dan perasaan pembacanya.
Sudut pandang juga dapat berarti sebagai posisi pencerita dalam membawakan kisah sebuah karya sastra. Posisi pencerita tidak selalu identik dengan penulis itu sendiri.
Unsur intrinsik selanjutnya ialah tema. Tema menjadi salah satu unsur penting dalam membangun sebuah cerita. Secara sederhana, tema merupakan gagasan sentral, dasar cerita, dan makna cerita.
Dapat disimpulkan bahwa tema ialah gagasan pokok yang ingin digambarkan penulis, baik secara tersurat maupun tersirat. Tema dalam sebuah cerpen dapat ditentukan dalam beragam cara, yakni sebagai berikut.
Dalam hal berkarya, penulis tentu tak sekadar bercerita. Penulis juga ingin menyisipkan atau mengatakan sesuatu kepada pembacanya.
Maksudnya adalah penulis menaruh suatu masalah atau pandangannya mengenai kehidupan. Secara umum, pembuatan karya sastra akan memuat amanat atau pesan moral di dalamnya.
Amanat atau pesan moral yang terkandung tentu ingin disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengarnya. Kemudian amanat atau pesan moral yang termuat dapat bersifat tersurat maupun tersirat.
Amanat atau pesan moral yang tersurat biasanya akan disampaikan penulis pada tengah atau akhir cerita dengan menyampaikan saran, nasihat, seruan, anjuran, dan larangan yang berkenaan dengan tema yang mendasari. Sementara amanat atau pesan moral yang tersirat dalam cerpen biasanya akan disampaikan penulis dalam memberikan jalan keluar dan disiratkan melalui tingkah laku tokoh dalam cerita.
Gaya menjadi unsur intrinsik terakhir yang membangun sebuah cerita. Gaya dapat diartikan sebagai cara pengungkapan yang khas dari seorang penulis.
Sederhananya, gaya merupakan pemakaian bahasa secara spesifik yang digunakan oleh seorang penulis. Selain itu, gaya bisa menjadi cara penulis menyampaikan pikiran dan perasaannya dalam penyusunan bentuk tulisan. Kemudian ada beragam unsur yang dapat membangun gaya penulisan seseorang, yakni:
Unsur Intrinsik Cerpen
Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik cerpen? Secara umum, unsur intrinsik pada cerpen merupakan berbagai satuan terkecil yang membentuknya menjadi satu kesatuan yang utuh.
Mengapa unsur intrinsik cerpen perlu diperlajari? Grameds perlu mengetahui, mempelajari, dan mengaplikasikan unsur intrinsik cerpen untuk membuatnya.
Meski unsur-unsur ini kerap digunakan untuk meneliti sebuah cerpen, kamu perlu mempelajarinya saat ingin menulis. Kehadiran unsur intrinsik juga turut membantu kamu untuk mengenal ciri-ciri atau tanda khas yang biasa ditemukan dalam cerpen.
Unsur-unsur intrinsik dalam cerita pendek, meliputi tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya. Berikut ini adalah penjelas lengkap mengenai unsur intrinsik dalam sebuah cerpen.
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
Halo! Perkenalkan saya Rahma Gusmitri Nasyarah, mahasiswa Departemen Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Media Pembelajaran ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Multimedia Pendidikan Matematika yang diampu oleh Ibu Eyus Sudihartinih dan Ibu Dewi Rachmatin. Semoga dengan adanya media ini dapat memberikan kemudahan dalam memahami materi Unsur-Unsur dan Jaring-Jaring Tabung
Tempo Adalah – Grameds pasti sudah tidak asing dengan keberadaan musik? Atau bahkan Grameds sering menciptakan musik sendiri? Yap, dalam kehidupan sehari-hari di zaman ini, keberadaan musik sangat dihargai oleh semua orang dan bahkan menjadi sesuatu yang tidak bisa dihilangkan dari dari hidup mereka. Ketika hendak menciptakan musik tersebut, tentu saja ada unsur-unsur pembentuk yang harus diperhatikan dong!
Unsur-unsur pokok dari sebuah musik itu berupa suara, melodi, birama, irama, tempo, tangga nada, harmoni, dan timbre. Nah, salah satu yang paling penting adalah tempo alias cepat lambatnya sebuah lagu. Lalu, apakah tempo itu hanya sebatas cepat lambatnya sebuah lagu saja? Apa saja jenis-jenis dari tempo? Apa saja unsur-unsur lain dari terbentuknya sebuah musik? Supaya Grameds memahami akan hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut!
https://www.pexels.com/
Tempo adalah ukuran kecepatan dalam sebuah birama lagu, biasanya dapat diukuran dengan sebuah alat bernama metronome dan alat khusus bernama keyboard. Terutama dalam alat keyboard, nantinya akan terdapat metronome digital yang berfungsi sebagai pengukur kecepatan dalam sebuah birama. Biasanya di sebuah kertas not musik, tempo akan ditulis dengan ketuk per menit. Jika dalam Bahasa Inggris, tulisan tempo tersebut ditulis dalam bpm atau beats per minute.
Metronome (https://www.pexels.com/)
Nah, tempo ini berkaitan dengan tanda birama, sebab menunjukkan adanya panjang ketukan. Misalnya, di dalam kertas not musik terdapat tanda 2/4, maka itu berarti ketukannya akan bernilai not seperempat. Maksudnya, akan ada 4 birama pada masing-masing 2 ketukan. Perlu diketahui ya Grameds bahwa setiap genre musik itu memiliki tempo masing-masing. Untuk lagu pop, biasanya temponya antara 64-80 atau 100-120 ketuk per menit. Berbeda lagi dengan lagu mars yang bahkan temponya bisa sekitar 140-160 ketuk per menit.
Sebuah karya musik umumnya akan dimainkan atau dinyanyikan dengan kecepatan atau tempo tertentu, yang mana sudah ditentukan oleh pengarangnya. Tempo ini juga dapat disebut sebagai kecepatan dimana kita dapat mengetuk atau menghitung panjangnya not.
Keberadaan tempo dalam sebuah musik dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yakni tempo lambat, tempo sedang, dan tempo cepat. Dalam jenis-jenis tempo ini, nantinya beat akan ditulis dalam satuan M.M, yang merupakan singkatan dari Metronome Malze. Misalnya, terdapat sebuah lagu yang memiliki beat 70 M.M, maka artinya adalah dalam satu menit terdapat 70 ketukan.
Nah, berikut adalah uraiannya:
Tempo lambat biasanya akan menunjukkan bahwa suasana dan syair lagu tersebut akan terasa sedih dan khidmat. Nah, berikut ini beberapa jenis dari tempo lambat.
Tempo sedang biasanya akan menunjukkan bahwa suasana dan syair lagu tersebut akan terasa gembira dan kemegahan. Nah, berikut ini beberapa jenis dari tempo sedang.
Tempo cepat biasanya akan menunjukkan bahwa suasana dan syair lagu tersebut akan terasa gembira dan memacu semangat. Nah, berikut ini beberapa jenis dari tempo cepat.
Selain itu, ada juga beberapa tanda lain yang menunjukkan tempo atau kecepatan lagu, yakni:
Unsur-Unsur Seni Rupa Ruang
Unsur-unsur seni rupa ini dapat dimanipulasi berdasarkan bagaimana seorang seniman menempatkan garis, bentuk, bidang, dan warna. Ruang mengacu pada jarak atau area di sekitar, di antara, dan di dalam komponen sebuah karya.
Ruang bisa positif atau negatif, terbuka atau tertutup, dangkal atau dalam, dan dua dimensi atau tiga dimensi. Terkadang ruang tidak disajikan secara eksplisit dalam sebuah karya, tetapi ilusi darinya. Ruang dalam unsur-unsur seni rupa memberikan referensi kepada penonton untuk menafsirkan sebuah karya seni.
Unsur-unsur dasar karya seni rupa terdiri atas 8 unsur, yaitu titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang. Masing-masing unsur memiliki peran penting dalam membangun karya seni agar memiliki kesatuan yang padu dan dapat dinikmati secara utuh.
Unsur-unsur Intrinsik Cerpen (Cerita Pendek) – Familiar dengan karya sastra cerpen? Cerpen menjadi salah satu karya sastra yang menarik dan asik untuk dibaca. Untuk menyelesaikan sebuah cerpen, Grameds tidak membutuhkan waktu yang lama.
Kisahnya yang cenderung pendek dan kompleks kerap membuat pembacanya cepat terhanyut. Cerpen merupakan karya sastra yang dirancang untuk habis dibaca dalam sekali duduk.
Meski kisah yang dihadirkan cenderung pendek, menulis cerpen bukanlah hal yang mudah. Penulis cerpen perlu berpikir bagaimana cara mengemas cerita dengan singkat dan jelas.
Karya sastra yang satu ini bisa menjadi media yang cocok bagi kamu yang ingin mengungkapkan ide. Jika Grameds berencana menulis cerpen, simak ulasan berikut ini sampai tuntas untuk mengenal cerpen, struktur, dan unsur intrinsiknya.
Sumber: weheartit.com
Cerita pendek atau yang kerap disingkat cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Bisa dibilang cerpen adalah seni keterampilan menyajikan cerita dalam satu kesatuan.
Seperti namanya, cerpen merupakan kisah pendek yang memusatkan fokus pada seorang tokoh dalam satu situasi tertentu. Bisa disimpulkan bahwa cerpen adalah bentuk karya sastra yang berkonsentrasi menampilkan sebuah peristiwa atau kejadian.
Karya sastra yang satu ini juga kerap disebut sebagai fiksi prosa yang terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja. Secara umum, cerpen mengisahkan permasalahan yang tidak terlalu rumit tetapi tetap mengandung pesan dan amanat untuk para pembaca.
Kemudian kisah yang disajikan cerpen relatif singkat dan tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Kisah tentang narasi tunggal dengan struktur yang lengkap, mulai dari perkenalan, permasalahan, hingga penyelesaian masalah menjadi susunan penulisan cerita pendek.
Untuk mengenal lebih dalam mengenai karya sastra cerita pendek, artikel ini akan membawamu mengetahui struktur yang diperlukan dalam membuat cerpen. Karya sastra cerpen tentu memiliki struktur atau elemen dasar pembentuknya.
Struktur cerpen dibutuhkan untuk menyusun sebuah cerita atau kisah yang padu. Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui struktur atau elemen dasar yang membangun cerpen.
Struktur atau elemen dasar cerpen yang pertama ialah abstrak. Pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan merupakan definisi umum dari abstrak.
Abstrak sebagai struktur pembentuk cerpen digunakan untuk melengkapi cerita. Sebagai pelengkap cerita, abstrak bersifat opsional dalam pembuatan sebuah cerpen.
Struktur pembentuk cerpen yang kedua ialah orientasi. Bagian ini difungsikan untuk memperkenalkan latar cerita atau setting, baik waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi atau yang kerap dianggap pengenalan situasi cerita mulai menata berbagai adegan, memperkenalkan tokoh, dan menjelaskan hubungan tokoh satu sama lain.
Struktur pembentuk cerpen selanjutnya adalah komplikasi. Elemen dasar yang satu ini menjadi bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik yang dihadirkan dalam cerpen biasanya berwujud masalah, pertentangan, dan kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama.
Pada bagian komplikasi kerap menampilkan penjelasan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh. Kemudian konflik yang terjadi mulai membentuk, mengubah atau memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya.
Evaluasi menjadi struktur atau elemen dasar yang memunculkan berbagai puncak konflik atau masalah lain untuk menemukan jalan penyelesaiannya. Biasanya bagian ini menampilkan konflik yang mulai menuju klimaks. Evaluasi merupakan bagian atau tahap konflik diselesaikan atau justru menghentikan keinginan tokoh utama.
Pada bagian resolusi menjelaskan bagian akhir cerita mengenai berbagai sikap atau nasib yang dialami tokoh setelah mengalami peristiwa puncak. Struktur cerpen yang satu ini menghadirkan akhir dari penyelesaian atau konflik secara utuh. Kemudian resolusi juga kerap menampilkan kondisi akhir yang dialami tokoh utama dalam cerita.
Koda atau yang kerap dikenal penutup merupakan bagian akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian koda memuat kesimpulan dari seluruh cerita sebagai interpretasi penulis mengenai kisah yang disampaikan.
Koda berisikan nilai atau pesan moral yang terkandung di dalam cerita pendek. Tidak semua cerita memiliki koda sebagai elemen dasar, seperti karya-karya sastra serius yang bersifat tidak ingin menggurui. Karya tersebut biasanya menginginkan atau membiarkan pembacanya menyimpulkan sendiri bagaimana pesan dan amanat dalam sebuah karya.
Tokoh dan penokohan
Tokoh merupakan pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh tambahan.
Sementara itu, penokohan merupakan watak atau karakter tokoh yang terdapat dalam sebuah cerita. Dalam menentukan karakter sebuah tokoh, kita bisa membaginya menjadi beberapa macam, di antaranya tokoh protagonis, antagonis, tritagonis, dan figuran.
Contohnya, tokoh Bandung Bondowoso dalam cerita Roro Jonggrang yang termasuk tokoh antagonis karena memiliki watak kejam, semena-mena, dan suka memerintah.
Baca Juga: Mengenal Teks Laporan Percobaan: Pengertian, Ciri, Struktur & Kebahasaannya
Macam-macam unsur intrinsik selanjutnya adalah latar. Latar merupakan gambaran tempat, waktu, dan suasana cerpen. Melalui latar ini, kita jadi lebih mudah membayangkan situasi dan kondisi yang dialami oleh para tokoh.
Alur adalah rangkaian kronologi peristiwa dalam cerita pendek. Kemudian, alur dibedakan menjadi alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
Sementara itu, plot merupakan gambaran peristiwa yang mengandung hubungan sebab akibat. Berikut ini merupakan skema plot:
Sudut pandang berisi pandangan pengarang terhadap cerpen, bisa aja pengarang menjadi orang pertama atau orang ketiga.
Amanat merupakan pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui cerpen. Misalnya, cerita Malin Kundang yang memiliki amanat tidak boleh durhaka kepada ibu.
Baca Juga: Kumpulan Contoh Cerpen Singkat & Menarik beserta Strukturnya
Saat membaca beberapa cerpen, kamu pasti menemukan pembawaan yang berbeda dari setiap cerita. Setiap cerpen punya dialog atau naskah yang memiliki style atau gaya bahasa yang berbeda-beda. Ini tergantung dari tema cerpen yang ditulis. Nah, gaya bahasa cerpen berfungsi untuk memberikan kesan yang lebih menarik. Umumnya, dengan menggunakan majas.
Beberapa gaya bahasa yang biasa digunakan dalam cerpen, di antaranya:
Nah, setelah kita mengetahui apa saja tujuh unsur intrinsik dalam cerpen, sekarang kita coba mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik tersebut pada contoh cerpen di bawah ini, yuk!
Contoh Cerpen Berjudul Hutan Merah Karya Fauzia. A
Matahari bersinar terik di Lampung. Sinarnya terhalang rimbunnya pepohonan, sehingga hanya menyisakan berkas tipis. Burung-burung berkicau seolah sedang menyanyikan lagu untuk alam. Bunyi riak jernih sungai beradu dengan batu kali berpadu dengan sahutan dari beberapa penghuni hutan yang lainnya. Ya, inilah tempat tinggal Bora, si anak gajah Lampung yang sekarang tengah asyik bermain bersama teman-temannya di sebuah sungai.
Ketika Bora menyemprotkan air ke arah Dodo—anak gajah lainnya—dengan belalainya, ia pun memekik nyaring. Sampai akhirnya, kegembiraan mereka terpecah oleh bunyi bising dari sebelah utara hutan. Bunyi bising itu bercampur dengan deru sesuatu yang sama sekali tidak Bora kenal.
Semua serentak menghentikan kegiatan mereka dan menengok ke langit yang ditunjuk Dodo. Asap hitam tebal yang membumbung tinggi dari sana. Asap itu semakin tebal dan terus menebal. Itu merupakan fenomena aneh yang baru pertama kali mereka saksikan. Selama ini yang mereka tahu, langit selalu berwarna biru cerah dengan awan putih berarakan.
Keheningan hutan itu kemudian pecah saat Teo tiba-tiba saja datang sambil memekik nyaring, “Hutan terbakar! Hutan terbakar!”
Semua ikut memekik ketakutan. Hutan terbakar! Tempat tinggal mereka terbakar!
“Bora! Apa yang kau lakukan!? Cepat pergi!” Pipin berteriak sambil menarik belalai Bora dengan belalainya..
Suasana hutan yang tadinya damai tenteram, seketika menjadi neraka bagi semua hewan. Asap hitam pekat yang mulai menyelimuti seluruh hutan ini. Suhu udara mulai panas, membuat para hewan makin berteriak nyaring.
Bora panik bukan main. Sambil mengikuti langkah Pipin, matanya bergerak ke sana-ke mari, mencari sosok ibunya.
“Pipin! Di mana ibuku?” tanya Bora.
“I-ibu … ibumu ….” Pipin tidak bisa menjawab karena sama-sama tidak tahu di mana ibu Bora berada.
“Aku harus kembali ke sarang!” Bora melepaskan belalainya dari belalai Pipin, lalu berbalik untuk kembali ke sarangnya.
Namun, sebelum Bora melancarkan niatnya itu, Pipin sudah menarik kembali belalainya. “Ibumu pasti sudah berada di depan. Bersama gajah dewasa lainnya.”
Bora menghiraukan ucapan Pipin, lalu kembali meloloskan belalainya dan berlari sekuat mungkin menuju sarangnya.
“Bora!” Pipin berteriak di belakangnya.
Bora sampai di dekat sarangnya berada dengan napas terengah. Ia langsung membelalakkan mata begitu melihat sosok ibunya sedang bersusah payah keluar dari sarang. Api sudah menjalar di setiap pohon di dekat sarangnya itu.
“Ibu!” teriak Bora sekuat tenaga.
“Sedang apa kamu?! Cepat pergi dari sini!” teriak ibu Bora sambil menggerakkan belalainya, menyuruh Bora menjauh dari tempat ini.
“Tidak! Aku tidak mau!” balas Bora keras kepala. Kenapa ibunya masih bisa berkata seperti itu? Padahal jelas-jelas ia dalam keadaan terjebak api?
“Bora! Ayo pergi!” Tiba-tiba saja Pipin datang ke tempatnya dan langsung menarik belalai Bora.
“Tidak mau!” Bora menyentak belalai Pipin keras. “Ibu! Aku akan menyelamatkanmu!”
“Jangan, Bora!” bentak Pipin
“IBU!! IBU!!” Bora terus meraung memanggil ibunya. Pohon yang sedang terbakar itu jatuh dan kemudian menimpa tubuh payah ibu Bora.
“Ayo, Bora, kita harus pergi,” lirih Pipin sambil menarik Bora.
Sekali lagi Bora menoleh ke belakang saat dirinya sudah cukup jauh dari sarangnya. Tidak ada lagi hutan hijau dengan tumbuhan rindang di sekitarnya. Hutan hijau yang selalu ia kagumi sudah berubah menjadi hutan merah yang sangat panas.
Cara menganalisis unsur intrinsik cerpen:
Cerpen di atas mengusung tema lingkungan, karena isinya menceritakan kondisi lingkungan tempat tinggal tokoh. Dari mulai hutan hijau dengan tumbuhan rindang, menjadi hutan merah panas karena kebakaran.
2. Tokoh dan penokohan
Terdapat beberapa tokoh dalam cerpen. Di antaranya, Bora, Dodo, Teo, Pipin, dan Ibu Bora. Bora merupakan tokoh utama dalam cerita karena terlibat langsung dengan konflik yang ada. Sementara itu, Dodo, Teo, Pipin, dan Ibu Bora merupakan pemeran tambahan.
Karakter Bora digambarkan sebagai anak gajah yang periang, usil, pemberani, dan sayang sekali dengan ibunya. Watak pemberani ini, bisa kamu lihat ketika Bora tidak takut memasuki wilayah hutan yang terbakar demi mencari ibunya. Bora sangat khawatir dengan keadaan ibunya dan berusaha untuk menyelamatkannya.
Cerpen di atas memiliki alur maju karena cerita disampaikan secara kronologis, sesuai dengan waktu kejadian dari awal hingga akhir.
Sudut pandang penulis pada cerita mengambil sudut pandang orang ketiga. Bisa dilihat karena pengaran tidak terlibat dalam cerita, melainkan menggunakan tokoh lain, seperti Bora, Dodo, Pipin, dan Ibu Bora. Penulis juga menggunakan kata ganti orang, seperti ia dan mereka.
Amanat atau pesan yang ingin disampaikan penulis berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Hutan merupakan tempat tinggal hewan-hewan. Sebagai manusia, kita diharapkan untuk menjaga kelestarian lingkungan, termasuk hutan agar makhluk hidup lain juga bisa tinggal dengan nyaman dan tentram di sana.
Terakhir, cerpen di atas menggunakan beberapa majas atau gaya bahasa dalam menggambarkan cerita. Contohnya:
Gimana, teman-teman dari penjelasan materi unsur intrinsik di atas? Jadi, ada 7 macam unsur intrinsik pada cerpen ya, yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur dan plot, latar, sudut pandang, amanan, dan gaya bahasa. Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik cerpen, loh! Kalau kamu mau baca-baca, bisa klik artikel ‘Mengenal Unsur-Unsur Ekstrinsik Cerpen‘.
Nah, buat yang belum paham, kamu boleh lho belajar lebih dalam dengan kakak-kakak pengajar di Ruangguru Privat. Bersama Ruangguru Privat, belajar gak hanya menyenangkan, tapi juga akan dibimbing sampai paham!
Apalagi, pengajar di Ruangguru Privat sudah terstandarisasi kualitasnya. Kamu juga bebas pilih mau belajar secara langsung (offline) atau daring (online). Asyik banget karena bisa fleksibel! Untuk info lebih lanjut, yuk klik link berikut!
Trianto, Agus dkk. 2018. Bahasa Indonesia (edisi revisi). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
https://www.brainacademy.id/blog/contoh-cerita-pendek (Diakses pada 12 Oktober 2023)
Contoh buku kumpulan cerpen. Tautan: https://indonesiaebook.com/short-stories/the-tales-from-the-dark-lexie-xu/
Unsur Intrinsik Cerpen
Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik cerpen? Secara umum, unsur intrinsik pada cerpen merupakan berbagai satuan terkecil yang membentuknya menjadi satu kesatuan yang utuh.
Mengapa unsur intrinsik cerpen perlu diperlajari? Grameds perlu mengetahui, mempelajari, dan mengaplikasikan unsur intrinsik cerpen untuk membuatnya.
Meski unsur-unsur ini kerap digunakan untuk meneliti sebuah cerpen, kamu perlu mempelajarinya saat ingin menulis. Kehadiran unsur intrinsik juga turut membantu kamu untuk mengenal ciri-ciri atau tanda khas yang biasa ditemukan dalam cerpen.
Unsur-unsur intrinsik dalam cerita pendek, meliputi tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya. Berikut ini adalah penjelas lengkap mengenai unsur intrinsik dalam sebuah cerpen.
Unsur-Unsur Seni Rupa Bidang
Ketika suatu bentuk memperoleh kedalaman dan menjadi tiga dimensi, maka ia bisa disebut dengan unsur-unsur seni rupa bidang. Dalam hasil karya seni rupa dua dimensi, bidang terbentuk karena pertautan garis yang membatasi suatu bentuk.
Unsur-unsur seni rupa bidang sendiri memiliki dimensi panjang dan lebar atau biasa disebut dengan pipih. Jika dilihat dari bentuknya, bidang teridiri dari bidang biomorfosis (organis), bidang geometris, bidang tak beraturan serta bidang bersudut.
Dalam unsur-unsur seni rupa, terdapat bidang dasar yakni bidang segiempat, segitiga, lingkaran, trapezium dan sebagainya. Silinder, piramida, dan bola adalah beberapa bentuk bidang 3 dimensi yang lebih umum.
Sebagai sebuah unsur-unsur seni rupa, bidang berkonotasi dengan sesuatu yang tiga dimensi dan melingkupi volume, memiliki panjang, lebar, dan tinggi, versus bentuk, yang dua dimensi, atau datar.
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Unsur-unsur Intrinsik Cerpen (Cerita Pendek) – Familiar dengan karya sastra cerpen? Cerpen menjadi salah satu karya sastra yang menarik dan asik untuk dibaca. Untuk menyelesaikan sebuah cerpen, Grameds tidak membutuhkan waktu yang lama.
Kisahnya yang cenderung pendek dan kompleks kerap membuat pembacanya cepat terhanyut. Cerpen merupakan karya sastra yang dirancang untuk habis dibaca dalam sekali duduk.
Meski kisah yang dihadirkan cenderung pendek, menulis cerpen bukanlah hal yang mudah. Penulis cerpen perlu berpikir bagaimana cara mengemas cerita dengan singkat dan jelas.
Karya sastra yang satu ini bisa menjadi media yang cocok bagi kamu yang ingin mengungkapkan ide. Jika Grameds berencana menulis cerpen, simak ulasan berikut ini sampai tuntas untuk mengenal cerpen, struktur, dan unsur intrinsiknya.
Sumber: weheartit.com
Cerita pendek atau yang kerap disingkat cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Bisa dibilang cerpen adalah seni keterampilan menyajikan cerita dalam satu kesatuan.
Seperti namanya, cerpen merupakan kisah pendek yang memusatkan fokus pada seorang tokoh dalam satu situasi tertentu. Bisa disimpulkan bahwa cerpen adalah bentuk karya sastra yang berkonsentrasi menampilkan sebuah peristiwa atau kejadian.
Karya sastra yang satu ini juga kerap disebut sebagai fiksi prosa yang terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja. Secara umum, cerpen mengisahkan permasalahan yang tidak terlalu rumit tetapi tetap mengandung pesan dan amanat untuk para pembaca.
Kemudian kisah yang disajikan cerpen relatif singkat dan tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Kisah tentang narasi tunggal dengan struktur yang lengkap, mulai dari perkenalan, permasalahan, hingga penyelesaian masalah menjadi susunan penulisan cerita pendek.
Untuk mengenal lebih dalam mengenai karya sastra cerita pendek, artikel ini akan membawamu mengetahui struktur yang diperlukan dalam membuat cerpen. Karya sastra cerpen tentu memiliki struktur atau elemen dasar pembentuknya.
Struktur cerpen dibutuhkan untuk menyusun sebuah cerita atau kisah yang padu. Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui struktur atau elemen dasar yang membangun cerpen.
Struktur atau elemen dasar cerpen yang pertama ialah abstrak. Pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan merupakan definisi umum dari abstrak.
Abstrak sebagai struktur pembentuk cerpen digunakan untuk melengkapi cerita. Sebagai pelengkap cerita, abstrak bersifat opsional dalam pembuatan sebuah cerpen.
Struktur pembentuk cerpen yang kedua ialah orientasi. Bagian ini difungsikan untuk memperkenalkan latar cerita atau setting, baik waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi atau yang kerap dianggap pengenalan situasi cerita mulai menata berbagai adegan, memperkenalkan tokoh, dan menjelaskan hubungan tokoh satu sama lain.
Struktur pembentuk cerpen selanjutnya adalah komplikasi. Elemen dasar yang satu ini menjadi bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik yang dihadirkan dalam cerpen biasanya berwujud masalah, pertentangan, dan kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama.
Pada bagian komplikasi kerap menampilkan penjelasan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh. Kemudian konflik yang terjadi mulai membentuk, mengubah atau memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya.
Evaluasi menjadi struktur atau elemen dasar yang memunculkan berbagai puncak konflik atau masalah lain untuk menemukan jalan penyelesaiannya. Biasanya bagian ini menampilkan konflik yang mulai menuju klimaks. Evaluasi merupakan bagian atau tahap konflik diselesaikan atau justru menghentikan keinginan tokoh utama.
Pada bagian resolusi menjelaskan bagian akhir cerita mengenai berbagai sikap atau nasib yang dialami tokoh setelah mengalami peristiwa puncak. Struktur cerpen yang satu ini menghadirkan akhir dari penyelesaian atau konflik secara utuh. Kemudian resolusi juga kerap menampilkan kondisi akhir yang dialami tokoh utama dalam cerita.
Koda atau yang kerap dikenal penutup merupakan bagian akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian koda memuat kesimpulan dari seluruh cerita sebagai interpretasi penulis mengenai kisah yang disampaikan.
Koda berisikan nilai atau pesan moral yang terkandung di dalam cerita pendek. Tidak semua cerita memiliki koda sebagai elemen dasar, seperti karya-karya sastra serius yang bersifat tidak ingin menggurui. Karya tersebut biasanya menginginkan atau membiarkan pembacanya menyimpulkan sendiri bagaimana pesan dan amanat dalam sebuah karya.